Rabu, 03 Februari 2016

J.O.D.O.H

Sahabat  Saudaraku  fillah..
Jodoh, rezeki dan kematian adalah rahasia Allah. Hanya Allah lah yang berhak menentukannya. Manusia hanya berusaha semaksimal mungkin baik usaha lahiriah maupun batiniah. Berikut amalan untuk menghadirkan jodoh:




1.Tunaikan perintah Allah baik yang wajib ditambah amalan sunnah dan jauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah.

2.Berwudhu ,sholat lalu berdo’a

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu ia menuturkan : Rasulullah mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan surat Al-Qur’an: Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka shalatlah dua rakaat selain shalat fardhu kemudian hendaklah mengucapkan :

“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal azhiimi. Fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wata’lamu wa laa a’lamu, wa anta allaamul ghuyuub.


“Allaahumma inkunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii wa ‘aaqibatu amrii, faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi. Wa inkunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibatu amrii fashrifhu annii fashrifni ‘anhu waqdir liyal khaira haytsu kaana tsumma ardhinii bihi, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir”.


“Ya Allah pilihkanlah untukku dengan kekuatan ilmu-MU, tentukanlah untukku dengan kehendakm-MU, aku minta kemurahan-MU yang sangat luas, karena Engkaulah yang bisa menentukan sesuatu dan aku tidak bisa, Engkau maha mengetahui apa yang tidak ku ketahui, dan Engkaulah yang paling tahu hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika sesuatu ini menurut-MU baik bagi diriku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka pilihlah dia untukku dan mudahkanlah dia bagiku kemudian berkahilah, dan seandainya ini menjadi malapetaka bagiku, agamaku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka jauhkanlah dia dariku sejauh-jauhnya, dan berilah aku kebaikan di mana saja berada dan ridhailah aku karenanya”. ( HR Bukhari ).

Setelah selesai berdoa, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kedalam hati kita sampai kita menemukan kemantapan untuk memilih. Dan apabila masih ragu-ragu, maka disunatkan mengulangi shalat istikharah itu sampai menemukan kemantapan. Dan apabila kita berhalangan atau tidak mampu melakukan shalat istikharah maka disunatkan untuk membaca doanya saja.Selain itu kita bisa mengamalkan do’a agar diberi jodoh dan keturunan yang baik berikut ini :

 Rabbi laa tadarnii fardan wa anta khairul waaritsiin. ( Ya Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris yang paling baik) ( QS. Al-Anbiya : 89)

 Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin wa aj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa ( Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa) ( QS. Al-Furqan : 74).

♥ Do’a jodoh untuk laki-laki:

Rabbi hablii milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuha wa atazawwaj biha watakuna shoohibatan lii fiddiini waddunyaa wal aakhirah ( Ya Rabb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat ).


♥ Do’a jodoh untuk wanita :

Rabbi habli milladunka zaujan thayyiban wayakuuna shaahiban lii fiddiini waddunyaa wal aakhirah ( Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat ).

3.Rajin tilawah Al-Qur’an

“Dan Kami turunkan dari Al Quran itu suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman...“ (QS. Al- Isra : 82).

4. Istighfar sepenuh hati

Mungkin kesulitan yang kita alami adalah akibat dari kesalahan dan dosa yang diperbuat namun kita belum bertaubat. Dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa diharapkan Allah mengampuni dosa kita. “ Barang siapa yang menekuni istighfar niscaya Allah jadikan jalan keluar dari setiap kesulitan, Dia jadikan kelapangan dari setiap kesusahan dan Dia berikan rizki yang tidak diperkirakan.” ( HR. Abu Daud dan Nasa’i dari Ibnu Abbas ).

5. Bersedekah

Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan: “pancinglah rezeki dengan sedekah”. Rezeki tidak hanya harta benda tapi termasuk juga pasangan hidup yang sholeh/sholehah. Sedekah tidak selalu harus dalam bentuk harta benda namun ucapan yang baik, senyum yang tulus terhadap sesama, menampakkan wajah yang ceria dan berbagai kebaikan juga termasuk sedekah.

6.Introspeksi diri

Nilailah diri sendiri secara jujur.Sudah layakkah diri ini menjadi pasangan yang baik? Mampukah memegang komitmen untuk bertanggung jawab, mencintai dan menyayangi dengan tulus,percaya,jujur dan setia terhadap pasangan? Maka segeralah perbaiki kekurangan diri sehingga Allah pantas memberi jodoh yang baik.

7.Memohon maaf dan minta do’a kepada orang tua

Mohonlah maaf kepada orang tua barangkali selama ini kita belum berbakti atau tanpa sadar kita menyakiti beliau. Dan mintalah do’a kepada orang tua agar dimudahkan mendapatkan jodoh. Dari Abu Hurairah berkata, bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Ada tiga do’a yang langsung diterima oleh Allah secara langsung, yaitu do’a orang yang teraniaya, do’a seorang musafir, dan do’a orang tua terhadap anaknya.” ( HR. Imam Turmudzi , Ahmad dan Abu Dawud ).

8.Senantiasa menjaga hubungan persaudaraan dan perluas pergaulan

Dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menghubungkan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari). 

9. Menutup aurat

Katakanlah kepada wanita beriman: “ Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang ( biasa ) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...” lihat selengkapnya (QS. An Nur : 31 ). 

Menutup aurat hukumnya wajib maka dengan kita mentaati perintah Allah akan mengundang pertolongan-Nya untuk memberikan jodoh yang baik.Namun jika berbagai usaha telah kita tempuh namun belum mendapatkan titik terang, maka bersabarlah.. cepat atau lambat sang pujaan hati kan datang, Insya Allah.

Sahabat-saudaraku fillah yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,demikian semoga manfaat  buat kita semua,’ Yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat  dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq  Watawa saubil shabr “.Semoga  Allah Subhanahu wa ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahum Aamiin.

.••Walhamdulillah Rabbil’alamin •.

Dikutip dari : http://wanitasholehahmutiaramuslimahsejati.blogspot.co.id/2012_01_14_archive.html


Read more »

Rabu, 28 Oktober 2015

Cantik Itu,.....Apa Sih ???



Cantik itu,..........
"BEAUTY, BRAIN, BEHAVIOUR AND BRAVE"
Untuk sahabat- sahabatku yang cantik.. kali ini saya akan sedikit berbagi ilmu kecantikan untuk kalian semua dari hasil seminar keputrian yang saya ikuti pada tgl 3 Mei 2014 di cynema room kampus J1 . Yang narasumber nya adalah Ibu Yeti Sulfiati, S.pd. Ing. Yuk langsung ajjaa…
Siapa sih yang tak ingin menjadi sosok yang sempurna ?? yang seimbang dari berbagai sisi. Secara fisik, dia cakep. Secara akhlak dia mempesona. Secara otak dia mengagumkan. Dan… tambah lagi, ia juga berani dan heroic. Jika kita mencari padanan sosok itu, barangkali hanya ada di dunia fiksi. Jika padanan itu kita ejawantahkan di dunia nyata, barangkali dunia harus dilipat gandakan sampai ribuan tahun silam, melongok sejarah, ada Ratu Bilqis istri Nabi Sulaiman AS, Bunda Khodijah, Bunda Aisyah, Fatimah Az-Zahra dan sederet nama beken lainnya.
Namun , sejarah adalah inspirasi untuk kita yang selalu mengalir tiada henti. Merekalah para muslimah yang telah teruji membuktikan ke-4 kal itu, Beauty, sekaligus behavior ,brain dan juga brave. Inilah yang membedakan kecantikan seorang muslimah dengan kecantikan Miss Universe manapun. Tentu saja kita juga mau kaaaann mencontoh mereka ??
Untuk lebih jelasnya , pemaparan mengenai Beauty, brain, behavior dan brave bagi seoran muslimah akan di kupas di bawah ini.
  • Beauty
Suatu hal yang sangat disesalkan, bahwa sampai saat ini ada beberapa kalangan muslimah yang memilih tampil “apa adanya”, yakni dengan menggenakan jilbab yang lusuh, bau keringat karena lama tidak dicuci, tidak matching antara atasan dengan bawahan, sobek di sana sini , juga wajah yang jarang terkena sapuan kosmetika untuk membersihkan dari kotoran. Jangan tanya ketika mereka membuka khimar/ kerudungnya rambutnya awut-awutan karena jarang disisir, ketombe nya segudang. O, ya…ada juga diantara mereka yang tidak menyetrika bajunya . belum lagi kaos kaki yang baunya mengalahkan telur busuk..aduuhh.. nauzubillah min dalik dehh..mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam golongan itu. Aamiin..
Hal itu terjadi karena mereka salah dalam memahami hadist nabi berikut ini, Abu Hurairah r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi melihat pada (niat dan keikhlasa) dalam hatimu “. (HR. Muslim).
Ya, memang betul bahwa Allah tidak memandang pada penampilan kita, akan tetapi, kita juga harus memahami bahwa Allah itu mencintai keindahan. Islam adalah agama kebersihan dan keindahan. Telah diriwayatkan, bahwa Rosululloh SAW bersabda : “Bersih- bersihlah, karena sesungguhnya islam itu bersih. “(HR. Ibnu Hibban). Anjuran tersebut menjadi jelas adanya, karena kebersihan itu ternyata berkolerasi dengan iman, sebagai mana samda Nabi SAW, “ Keberssihan mengajak pada Iman, dan iman bersama pemiliknya di surga”.(HR. Thabrani).
Berbagai pandangan ‘sesat’ tentang cantik yang sering menjadi anggapan sebagian besar kalangan,  bahwa seorang wanita dikatakan cantik jika berkulit putih, bertubuh langsing, tinggi, penuh aksesoris, berambut indah, dan lain sebagainya. Namun lain halnya dengan pandanga islam dalam menilai kecantikan seseorang. Perlu diperhatikan, bahwa di dalam islam, menjadi cantik itu tidak perlu harus merubah bentuk, ada beberapa prinsip yang wajib di camkan oleh setiap muslimah agar menjadi cantik.
  • Merawat, bukan merubah
  • Kebiasaan, bukan sekedar instant
  • Tidak perlu dipamerkan kecuali di depan suami
  • Tidak berhias dengan sesuatu yang diharamkan
  • Tidak menyerupai oramg jahiliyah.
  • Senantiasa menjaga hati dan pikiran , maka inner beauty akan terpancar denga sendirinya
  • Menjaga kesehatan, jika kita sehat maka akan tampak cantik dan bugar

  • BEHAVIOUR
Behaviour alias akhlak adalah sebuah pancaran dari hati. Ia adalah personality dari seseorang. Most behavior is learned . Dan bahkan akhlak memang sesuatu yang dimunculkan karena kebiasaan yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, meskipun secara genetika, seseorang sebenarnya tekah memiliki bakat- bakat tertentu.
Dan satu pemicu pentig dari factor lingkungan yang membuat seseorang memiliki personality tertentu adalah spiritual. Islam telah mengajarkan, bahwa kepribadian yang indah, akan membuat seseorang memiliki kemuliaan yang mengalahkann para bidadari surge yang konon dikabarkan dalam Al- QUR’AN sangat cantik jelita.
  • BRAIN
Jangan lupakan otak, wanita yang cantik tentu saja adalah wanita yang cerdas, pintar, baik secara akadenis maupun non akademisnya.
Semua manusia sebenarnya berpotensi untuk menjadi sosok yang sangat cerdas. Kata kunci dari optimalisasi otak adalah stimulasi. Semakin banyak pengalaman yang tersimpan dalam otak, maka ia akan semakin cerdas. Dan masa- masa yang paling baikm untuk proses stimulasi adalah pada usia 0-5 tahun. Karena pada saat itu terjadi pertumbuhan sel-sel otak yang sangat pesat.
  • BRAVE
Brave sebenarnya masuk kategori behavior, karena ia merupakan bagian dari personality seseorang. Pada prinsipnya, keberanian seseorang pertama kali muncul karena ada rasa percaya diri. Sedangkan rumus percaya diri adalah = SELF IDEAL – SELF FACTUAL. Semakin besar selisihnya , semakin rendah rasa percaya diri seseorang, yang berarti semakin dia menjadi penakut dan minder.
Keberanian juga sangat terkait dengan pengalaman, seseorang yang memiliki memori yang buruk, biasanya lebih penakut dibandingkan dengan yang tidak. Oleh karenanya, ketika kita memiliki sebuah peristiwa yang menegangkan, sebaiknya kita tidak lari dari permasalahan tersebut, namun sebisa mungkin menghadapinya, sehingga , meskiput tercetak di dalam benak bahwa kita pernah mengalami hal yang buruk, namun sesuatu itu ternyata bisa kita selesaikan juga.
Spiritual yang baik, lagi- lagi juga sangat berpengaruh terhadap keberanian seseorang. Ketika kita merasakan bahwa kita benar, dan bahwa kebenaran itu harus diperjuangkan, maka kita akam menjadi si Pemberani.
Nah, itulah kriteria wanita yang cantik sesungguhnya, tidak hanya sekedar cantik dilihat dari luarnya saja, namun ia juga cerdas , percaya diri dan pemberani, serta pandai dalam merawat kecantikan dirinya.

Sumber :https://misngah.wordpress.com/2014/05/08/beauty-brain-behavior-and-brave-for-muslimah/
Read more »

Kamis, 15 Oktober 2015

GENAP (Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita)

Judul: Genap
Pengarang: Nazrul Anwar
Penerbit: Adnara Self-publishing
Tahun: 2015
Cetakan: I
Jumlah Halaman: 165 halaman









“Izinkan aku memulai cerita ini dari sebait akad yang terucap di pelaminan. Sebait akad yang akan mengubah banyak hal, sebait akad yang akan membuat aku dan kamu menjadi kita, sebait akad yang akan membuat kita menjadi sepasang manusia yang saling menggenapi.”
Pernikahan bukan hanya tentang diri kita sendiri, bukan hanya tentang perasaan kita, kebahagian kita, keluarga kita. Tapi juga tentang orang lain yang menggenapi kita. Orang lain yang juga punya perasaan, punya keinginan untuk dibahagiakan, juga punya keluarga dan latar belakang tersendiri. Dalam proses menuju pernikahan, ada yang cepat, ada yang lama. Namun, ini bukan masalah cepat atau lambat, bagaimana seseorang menyikapinya dalam ruang tunggu tersebut hingga saat menggenap itu tiba. Ketika menggenap tiba tidak hanya kebahagian yang dirasakan, namun berbagai hal dan rasa bisa terjadi bahkan ruang tunggu itu pun tetap ada hanya saja bentuk yang ditunggu itu yang berbeda.
Buku yang ditulis dan diterbitkan secara pribadi oleh Nazrul Anwar sangat menarik dan memberikan pelajaran dari setiap cerita yang ditulisnya. Cerita berupa serial fiksi yang terinspirasi dari kesehariannya menjadikan buku ini mengalir dan saling bertautan selain itu cerita yang diberikan terdapat juga dan dirasakan pada sebagian orang atau pastinya pernah merasakan hal serupa. Genap bercerita tentang pasangan muda yang mencari dan menemukan jodohnya serta bagaimana mereka membangun rumah tangga di fase-fase awal pernikahan mereka karena terkadang banyak hal yang ternyata diluar dari bayangan bahkan ekspetasi kita tentang menggenap. Ketidak cocokan, cemburu, cuek, kerahasiaan, kebohongan mewarnai fase-fase pernikahan. Selain itu pada buku ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang wanita namun juga terdapat sudut pandang lelaki sebagai suami dan sudut pandang orang lain dalam ia menemukan dan memperjuangkan atau dalam menentukan suatu pilihan.
Buku ini terdiri dari berbagai cerita dimulai dari Siapapun kamu; Ternyata kamu; Demi kamu; Jika dia bukan kamu; Mencintai Kamu; Seperti kamu; Kebohongan kamu; kesederhanaan kamu; mencemburui kamu; Aku, dia, dan kamu; hingga Penutup dari kamu. Berbagai sudut pandang yang tak biasa mewarnai cerita pada buku ini, harapannya bisa memberikan pemahaman yang baru lagi baik untuk pembacanya, karena cara kita memandang sesuatu akan mempengaruhi cara kita bersikap. Untuk itu diperlukan pemikiran yang benar dan pemahaman yang baik, agar kita jernih dalam menyikapi segala hal yang timbul dalam pernikahan. Hal ini karena dalam prakteknya pada pernikahan banyak kerikil-kerikil yang dapat membuat kita tersandung dalam menjalani proses pernikahan yang tidak begitu singkat.
Secara keseluruhan, buku ini mengajak para pembaca untuk meluruskan paradigma akan konsep jodoh dan pernikahan. Seperti kata salah satu teman yang telah membaca buku genap dan dia single hehe.. bahwa setelah ia membaca buku tersebut ia berfikir kalau menikah tidak harus memilih yang sempurna karena menikah itu proses penyesuaian. Menikah juga proses perbaikan. Proses saling memahami segala kekurangan. Ya, karena jika mencari yang sempurna itu tidak ada karena suatu saat pasti akan ada saja ketidak cocokan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Jadi yang lebih tepat mencari dan memilih untuk saling melengkapi.
Buku ini tidak hanya bisa dinikmati untuk yang masih single, tapi yang baru menikah ataupun yang sudah menikah pun dapat menikmatinya. Hal ini karena buku ini mengajak kepada pasangan bagaimana menjalani dan mempertahankan keberkahan dalam menggenap karena pernikahan tak selalu tentang cinta diawalnya. Harapannya muncul semangat dan kekuatan baru dalam mewujudkan visi pernikahan serta perbaharuan perasaan cinta menjadi lebih baik. Oleh karena itu pentingnya usaha yang sungguh-sungguh dalam menjalaninya dan selalu bisa memperbaiki proses kehidupan yang sedang dijalani.
Selamat Menggenap. Selamat Menjalani Proses Kehidupan
“Ketika Aku dan Kamu Menjadi KITA”
Read more »

Senin, 14 September 2015

Anak Penderita Dyslexia Adalah Anak Dengan Kecerdasan Tinggi



Masa awal belajar di sekolah dasar merupakan saat menyiksa bagi Aigis Arira. Gadis itu kesulitan membedakan huruf ”b” dan ”d”. Kedua huruf itu sering terbalik di dalam benaknya. Pekerjaan menyalin pun sering salah walaupun Aigis sudah duduk di bangku paling depan.


Suatu kali hendak menggambar kubus, hasilnya malah trapesium,” ujar Aigis, seorang penyandang disleksia, saat berbagi kisah dalam acara ”Menuju Layanan Pendidikan Prima untuk Melindungi Seluruh Anak Indonesia”, beberapa waktu lalu.
Aigis kini terdaftar sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Hasil sebuah perjalanan panjang. Di dunia pendidikan yang didominasi keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, Aigis harus bekerja keras.

Disleksia berasal dari bahasa Yunani, yakni dys (kesulitan) dan lexia (kata-kata), untuk menyebut gangguan yang memengaruhi pengembangan keterampilan literasi dan bahasa. Orang dengan disleksia mengalami masalah belajar spesifik, terutama terkait kata-kata.
Di dalam pikiran Aigis, misalnya, huruf-huruf dalam tulisan bercampur aduk dan tidak beraturan sehingga sulit dibaca dan diingat.

IntelegensiaTinggi
Dokter spesialis anak-konsultan saraf anak, Purboyo Solek, mengatakan, anak disleksia berpotensi besar. Anak dengan disleksia memiliki intelegensia di atas rata-rata hingga tinggi. Hal itu yang membedakan anak dengan kesulitan belajar spesifik seperti disleksia dengan kesulitan belajar umumnya. ”Berbeda dengan anak dengan kesulitan belajar yang tingkat intelegensianya di bawah normal, seperti epilepsi lena atipikal, hiperaktif, down syndrom, dan sejumlah kasus autis. Disleksia sering kali dicampuradukkan dengan gangguan belajar lainnya,” ujar Purboyo.

Sederet nama tokoh terkenal dan berpengaruh, seperti Albert Einstein (ilmuwan), Tom Cruise (artis), Orlando Bloom (artis), Whoopi Goldberg (artis), dan Lee Kuan Yew (mantan Perdana Menteri Singapura), tercatat menderita disleksia.
Riyani T Bondan, Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, mengungkapkan, di dunia, 10 hingga 15 persen anak sekolah menyandang disleksia. Dengan jumlah anak sekolah di Indonesia sekitar 50 juta, diperkirakan 5 juta di antaranya mengalami disleksia. ”Tanpa penanganan tepat, negara rugi lantaran orang yang sebetulnya intelegensinya tinggi jadi kesulitan mengembangkan potensinya,” ujarnya.


Berbasis neurologis
Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia sekaligus dokter spesialis anak, Kristiantini Dewi, mengungkapkan, disleksia bukan disebabkan kebodohan, cara mengajar tidak baik, latar belakang ekonomi buruk, kurangnya motivasi atau gangguan lain, seperti penglihatan atau pendengaran. Disleksia berbasis neurologis. Otak individu disleksia mempunyai cara berbeda dalam mengolah informasi terkait kata-kata. Cara mereka membaca ”tidak sama” dengan otak individu yang tidak disleksia.
Namun, ada sisi positifnya. Mereka mempunyai kemampuan atau keterampilan di area belajar lain yang jauh di atas rata-rata. Mereka unggul dalam kemampuan visual spatial, analisis masalah yang mendalam, kesadaran sosial, penyelesaian masalah, geometri, catur, atau permainan di komputer. ”Kemampuan ini jangan sampai disia-siakan,” ujarnya.

Kristiani menjelaskan, ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexia yang merupakan bawaan sejak lahir. Tipe lainnya ialah acquired dyslexia yang didapat karena gangguan perubahan cara otak kiri membaca. Penderita biasanya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan otak kiri.

Developmental dyslexia disandang seumur hidup dengan kondisi berbasis neurologis dan sering kali bersifat genetik. Berkisar 70-75 persen disleksia adalah genetik. Sejumlah hasil penelitian, antara lain, Brain abnormalities underlying altered activation in dyslexia: a voxel based morphometry study yang dimuat dalam Journal of Neurology, Brain, mengasosiasikan disleksia dengan disfungsi pada daerah abu-abu di otak. Terjadi perubahan aktivasi dalam sistem membaca terkait dengan perubahan kepadatan dari materi abu-abu dan putih pada daerah tertentu otak. Disfungsi di bagian bermateri abu-abu itu terkait dengan perubahan konektivitas di antara area fonologis (membaca).
Kristiantini menyebutkan ada beberapa tanda awal disleksia bawaan. Tanda-tanda itu, antara lain, telat berbicara. Pada umur dua tahun, misalnya, anak baru dapat mengucapkan satu atau dua patah kata. Anak juga sering bingung atau tertukar antara kiri dan kanan. Gejala lainnya ialah artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik. ”Kata kulkas, misalnya menjadi kalkus,” ujar Kristiantini.

Beranjak di usia sekolah, kesulitan makin dirasakan lantaran anak mulai dituntut membaca, menulis, dan berhitung. Anak kesulitan mempelajari huruf, baik bentuk maupun bunyinya. Beberapa huruf sering kali tertukar, seperti ”b” dan ”d”, ”h” dan ”a”, serta ”t” dan ”j”. ”Pada awal anak belajar membaca, huruf tertukar kadang terjadi. Namun, pada anak dengan disleksia, kesulitan itu terus berlanjut,” ujarnya. Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam rima.

Pertanda lainnya ialah bingung konsep ruang dan waktu serta kesulitan mencerna serta mengikuti beberapa instruksi yang disampaikan secara verbal, cepat, dan berurutan. ”Jika ada tiga perintah yang diucapkan secara cepat, kemungkinan hanya perintah terakhir yang diingat,” ujarnya.

Gangguan itu sering ditemukan bersama dengan gangguan pemusatan perhatian atau konsentrasi, kesulitan matematika dan keterampilan motorik, seperti masih tumpah ketika menyendok makanan walaupun sudah di kelas I atau II sekolah dasar.

Menurut Kristiantini, identifikasi disleksia sebaiknya sedari dini sehingga anak dapat dilatih cara belajar yang tepat dan sesuai kebutuhannya. Jika terlambat, prestasi akademis terus turun, anak kesulitan dalam ujian, mendapat stigma negatif, diganggu (bullying), serta kesulitan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan membaca dan menulis.

Orangtua Aigis yang menyadari kondisi khusus putrinya lalu memindahkan Aigis ke sekolah khusus, SD Pantara. Di sekolah khusus itu, Aigis belajar dengan dukungan dan pemahaman penuh terhadap kebutuhan khususnya.

Setelah itu, dia melanjutkan ke SMP negeri, SMK negeri jurusan rekayasa perangkat lunak, dan kini belajar di sebuah perguruan tinggi swasta untuk menjadi programmer komputer. Aigis yakin impiannya menjadi programmer kelak dapat diraih.

sumber:http://acaciagrove.multiply.com/journal/item/40&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Read more »

Selasa, 08 September 2015

KERAS VS TANGGUH

RENUNGAN BAGI KITA YANG MASIH PERCAYA BAHWA ANAK/MURID ITU PERLU DIKERASI UNTUK BISA MENJADI LEBIH BAIK.



Para orang tua dan guru yg bijaksana,

TAFT (TANGGUH) DAN KERAS dalam mendidik adalah dua hal yg berbeda.

Taft/Tangguh atau dalam bahasa Inggrisnya Tough adalah mendidik anak untuk bisa memiliki daya juang, sementara keras adalah lawan kata dari lembut. Kita bisa mendidik anak untuk memiliki daya juang yg tinggi tanpa harus dengan cara kekerasan atau hukuman. Anak yg taft atau memiliki daya juang tinggi adalah anak yg pantang menyerah tapi bukan tidak mau kalah.

Begitu yg pernah di ucapkan oleh Mendiang Winston Churcil dalam Pidatonya di hadapan 5000 wisudawan Oxford University. Orang yg Taft adalah orang yg NEVER...NEVER AND NEVER GIVE UP !!!. Winston Churcil meskipun ia adalah salah satu contoh orang yg sangat Taft membela negaranya dari Gempuran NAZI Jerman pada perang dunia II, namun ia memiliki pribadi yg sangat lembut.
Kembali lagi pada Doa untuk puteraku, ini adalah sebuah doa yg mencerminkan upaya lahir bathin dari orang tua yg TAFT/Tangguh untuk bisa mendidik anaknya menjadi anak yg Tangguh juga, yakni anak yg memiliki DAYA JUANG tinggi dan PANTANG MENYERAH.

Namun sayangnya yg sering kali terjadi pada sistem pendidikan dan pola asuh orang tua adalah menyamakan arti TAFT dengan Keras. Sehingga cara2 yg di pilih menggunakan kata2 yang keras, suara yg keras dan hukuman yg keras baik fisik atau non fisik.

Pernah ada guru yg bercerita menghukum muridnya yg terlambat datang dengan berdiri di depan kelas selama pelajaran berlangsung. Ada juga guru yang memukul dengan Mistar untuk muridnya yang tidak bisa menjawab soal-soal pelajaran.

Niat sang guru memang baik, agar anak tidak lagi mengulangi perbuatannya, tapi caranya yg tidak tepat.
Coba perhatikan...., anak yg telat datang pasti punya masalah....bisa berbagai kemungkinan masalah yg dialami si anak..., mungkini rumahnya jauh, kendaraannya mogok, telat bangun karena membantu orang tuanya buat kue hingga larut atau kemungkinan karena kurang suka dengan pelajaran dan gurunya yg kurang ramah dan lain sebagainya....

Tugas guru sebenarnya adalah bukan untuk MENGHUKUM, melainkan MENOLONG si anak agar esok tidak telat lagi.. karena semua masalah anak itu mayoritas berasal dari kesalahan pola asuh orang tuanya dirumah.

Caranya adalah dengan melakukan proses telusur.. apa yg menjadi penyebab pastinya. Kerena penyebab telat bagi anak A mungkin tidak sama dengan penyebab telat dengan anak B.

Setelah di ketahui pasti penyebabnya coba anak di ajak dialog kira2 apa yg bisa dilakukan bersama2 antara guru, anak dan orang tua bekerjasama agar anak tersebut tidak telat lagi datang ke sekolah. Hingga jika perlu membicarakan tentang konsekuensi yg di sepakati bersama. Itu yang selama ini kami lakukan di sekolah kami. "MENOLONG ANAK UNTUK BERHENTI BERPERILAKU BURUK DAN MAU BERBUAT BAIKI".

Namun sayangnya banyak pendidik yg tidak melakukan hal ini, dan lebih memilih jalan pintas dengan cara menghukum dan strap berdiri di depan kelas, atau di berikan tugas dsb, Hukuman atau tugas sering kali sama sekali tidak nyambung dengan masalahnya juga sama sekali tidak memberikan solusi bagi si anak.

Hingga akhirnya dengan hukuman tadi anak menjadi TAKUT bukannya SADAR bahwa ia harus datang tepat waktu.

Maka jadilah anak2 tersebut terdidik menjadi generasi yg HANYA TAAT JIKA ADA YG MENGAWASI... karena TAKUT TERKENA SANGSI.

Contoh yg paling mudah kita temukan adalah di lampu merah...., orang2 melanggar lampu merah jika tidak ada yg mengawasi dan bukan menyadari bahwa jika lampu berwarna merah artinya harus berhenti dan menunggu giliran jalan saat lampu hijau.

Begitu pula dengan meng korup uang Rakyat dan Negara..., selama tidak ada yg mengawasi ya sikat saja... begitu pikirnya, karena begitu pulalah pola didik dan asuh yg di terimanya dulu semasa anak2 dan bersekolah.

Apakah anak2 kita kelak menjadi anak yg TAFT/TANGGUH atau KERAS kita semualah (orang tua + guru) yg memutuskan melalui cara mendidik kita dirumah dan di sekolah.

Apakah anak2 kita kelak akan menjadi anak yg TAAT hanya jika ada yg MENGAWASI atau Sadar untuk berbuat semestinya, kita jugalah yg memutuskan melalu cara mendidik kita di rumah dan di sekolah.

Mengutip ucapan pak Munif Chatib:
" Sesungguhnya Orang tua dan guru memiliki kemampuan yg luar biasa untuk MEMBANGUN ATAU MALAH MENGHANCURKAN KARAKTER ANAK2 BANGSA"

Termasuk orang tua dan guru yg manakah kita...?
Mari kita renungkan....

Oleh : Ayah Edy
Read more »

SEBUAH RENUNGAN BAGI YANG HATINYA MASIH DILIPUTI RASA MARAH,KEBENCIAN DAN DENDAM


(Jika dirasa bermanfaat maka sebarkanlah kepada siapa saja yang membutuhkannya)
Suatu hari kami berkesempatan berbincang2 dengan Sang Guru Compassion, di acara talkshow penutup kami di Radio Smart fm.
Sambil menunggu waktu kami duduk bersebelahan agar saya bisa belajar dari Sang Guru mumpung beliau ada disini.
Kebetulan kami berdua saat itu menghadap televisi yang sedang menyiarkan berita demi berita nasional yang provokatif dan menimbulkan kebencian.
Lalu saya mulai terpancing untuk mengomentari tayangan demi tayangan yang disajikan yang isinya tentang hujat menghujat dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan.
Mulailah sy terpancing emosi dan mengeluarkan komentar-komentar pedas, lalu saya mencoba menengok pada wajah teduh sang Guru dan menanyakan apa komentar beliau menanggapi isu ini.
Beliau hanya tersenyum..., dengan wajah damainya beliau hanya berkata, “ Ya..., ini semua sudah sempurna sebagaimana adanya.”
Lalu muncul berita berikutnya yang tak kalah hebohnya, kembali saya terpancing lagi untuk memberikan komentar pedas setengah menghujat.
Ketika saya menengok padanya, beliau kembali tersenyum dengan wajah tenangnya berkata pelan; “ Tidak apa, tidak ada yang salah, semua ini sudah sempurna seperti apa adanya.”
Berkali-kali mendapat jawaban yang sama dan tidak memuaskan hati saya, karena beliau tidak ikut berkomentar sebagai mana pada umumnya orang segera ikutan berkomentar pedas seperti saya, maka saya yang awam ini jadi penasaran, apa sih maksudnya ? keadaan yang seperti ini kok dibilang sudah sempurna ?
Bertanyalah saya pada Sang Guru, apa maksud dari kata2 beliau tadi;
Lalu dengan wajah teduh dan damainya beliau mulai membuka kata demi kata;
"Ya kesempurnaan itu terjadi apa bisa ada dualitas ada keduanya; ada siang dan ada malam, ada hitam dan ada putih, ada api dan ada air, ada sehat dan ada sakit, ada kuat ada lemah, ada lapar ada juga kenyang, ada kita di sini dan ada mereka di sana"
“Mana yang lebih baik Api atau Air ?” beliau tiba2 bertanya pada saya.
Lalu saya berkata; “Tentu saja menurut saya air lebih baik dari pada api, air menyejukkan mendinginkan.”
"Nah disitulah apa bila kita belum memahami arti dari dualitas”.
”Ambil contoh Air, air itu dibutuhkan ketika api ada, Menyejukan itu dibutuhkan ketika ada panas, nah apakah orang2 di kutub utara lebih menyukai air yang dingin atau api yang hangat?.”
”Begitu pula malam datang meneduhkan dan mendinginkan bumi dan siang datang untuk menghidupkan bumi dengan panasnya matahari, Kebaikan itu baru kelihatan jika ada kejahatan. Seperti polisi juga dibutuhkan jika ada penjahat., KPK eksis karena ada para koruptor dst.”
“Itulah artinya semuanya sudah sempurna berada pada perannya masing2, tinggal kita sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Tuhan untuk MEMILIH PERAN, maka silahkan tentukan kita mau mengambil peran apa dan peran yang mana?; apakah peran Api atau air, peran jahat atau baik.?”
"Justru jika tidak ada salah satunya maka peran lawannya menjadi tidak lagi dibutuhkan dan berguna.”
Lalu saya bertanya lagi “ lalu bagaimana jika peran kejahatan ternyata jauh lebih banyak dari peran kebaikan, orang jahat jadi lebih banyak dari orang baik?”
“Ya tentu saja jika itu terjadi kita harus segera menambah jumlah dan kualitas orang2 yang memainkan peran kebaikan.”
“Nah begitulah juga peran anda dan kita disini, kita ada karena ada mereka disana yang merupakan kebalikan dari peran kita bukan? “
“Semakin banyak peran yang bukan kita maka semakin dibutuhkanlah keberadaan kita”
“Itulah mengapa kita tidak perlu lagi menghujat dan marah pada mereka tapi bersyukur, karena merekalah maka peran kita menjadi begitu berarti di tengah orang banyak.”
"Jadi barhentilah menghujat, tapi belajarlah MELAMPAUI dualitas tadi."
Sadarilah sebenarnya jauh lebih mudah mengambil peran sebagai kita yang ada disini (sebagai orang baik) ketimbang mereka yang sedang memainkan peran mereka disana lho.. (melihat dan menunjuk ke televisi)
Maksudnya seperti apa ? tanya saya lagi
”Oh Iya dengan memainkan peran kita ini kan, kita cenderung menjadi orang yang lebih banyak menuai pujian, meskipun akan selalu ada sekali2 cemoohan (kembali lagi itulah dualitas); tapi coba bayangkan jika kitalah yang sedang menjalankan peran mereka disana ?"
”Jadi bagaimana agar saya bisa menuju kesana, menjadi lebih memahami dualitas kehidupan ini ?” Tanya saya pada sang Guru.
”Jika kita ingin melampaui dualitas, baik dan buruk dan tidak ingin lagi sering menghujat orang lain, maka belajarlah merasakan lapar sebelum merasakan kenyang, belajarlah di hujat sebelum di puji, cintailah siang jangan membenci malam, pahamilah dan terimalah peran mereka masing2 sebagaimana kita menerima peran kita sendiri.”
”Karena sesungguhnya mereka adalah guru-guru bagi kita yang sedang mengajarkan kita untuk bisa merasakan apa arti dihujat, apa arti bersabar, ya memahami kehidupan ini secara utuh bukan hanya separonya saja.”
”Ingat sering2 lah melatih diri dan belajar dan merasakan menjadi orang yang di hujat dan di cemooh agar kamu bisa tidak ikut-ikutan menghujat."
" Persis sebagaimana para guru besar dunia dari timur dulu, bagaimana para guru ini di hujat tanpa balas menghujat, dihina tanpa balik menghina, diludahi tanpa balik meludahi, dibilang gila tanpa harus membalas memaki, di tampar pipi kirinya diberikan pipi kanannya, hingga pada akhirnya para guru ini mamahami apa hakekat hidup yang sesungguhnya. ”
"Orang yang sudah memahami betul apa hakekat dari kehidupan ini akan segera berhenti menghujat orang lain atau apapun."
"Lalu bagaimana caranya ?" tanya saya pada sang guru.
” Caranya bisa bermacam-macam, tapi yang paling mudah cobalah melontarkan sesuatu yang memungkinkan orang lain untuk menghujatmu, menghakimi mu, tapi sadarilah bahwa ini bukanlah dirimu yang sesungguhnya, melainkan hanya bersandiwara untuk melatih diri melepaskan dari penghakiman karena dualitas kehidupan ini.” Jawab sang guru dengan lembut.
"Belajarlah merasakan dihujat sebelum kita menghujat orang lain, belajarlah merasakan dihina sebelum kita menghina orang lain. Jika kita sudah pernah merasakannya maka niscaya kita tidak akan mau melakukannya."
”Setelah itu apa yang dilakukan ? bagaimana kita bisa kuat menghadapi cemoohan, hinaan, hujatan dan hal-hal yang tidak biasa kita terima ?” tanya saya lagi pada Guru.
Sejenak beliau mulai terdiam, Jika kamu sedang di hujat dan dihina maka "lakukan seperti ini"
"Atur nafas... rileks... rileks...dan semakin rileks, lalu bayangkan kamu sedang di hakimi dan....terima....terima....terima... karena dengan menerima ia akan berproses dari klimaks menuju anti klimaks
....rasakan...rasakan...rasakan.. karena dengan merasakan kamu akan mengerti berada di posisi ini
.... lepaskan..lepaskan...lepaskan..” karena dengan melepaskan semua perasaan yang menyakitkan akan pergi "
”Lakukan ini berulang-ulang hingga kamu terbiasa..“ dan semua perasaan negatif itu lepas dan sirna satu demi satu."
"Wah... sepertinya sulit betul ya, untuk bisa menjadi teduh, damai dan bijaksana seperti guru ?" , kata saya.
”Pada awalnya mungkin terasa sulit tapi jika sudah di latih dan di latih lagi maka lama kelamaan akan menjadi lebih mudah karena terbiasa."
"Persis seperti anak bayi yang belajar berjalan, awalnya sulit namun sekali ia sudah bisa dan terbiasa, akan menjadi sangat mudah."
"Jadi latihlah dirimu dan sering2lah merasakan atau berada di posisi lawan dari peranmu yg sekarang ini, agar kita benar2 terlatih untuk tidak lagi mudah terpancing dan terusik oleh isu apapun dan ikut2an menghakimi orang lain. Melainkan MEMPERKUAT PERANMU SENDIRI untuk menjadi apa, siapa dan melakukan apa di bumi ini"
"Apakah kita ingin menjadi orang yang merusak atau memperbaiki hidup dan kehidupan ini itu adalah pilihan kita sendiri berikut konsekuensinya masing-masing".
”Jika kamu bisa melakukan itu secara spontan, maka damailah di hati dan damailah di bumi.” Beliau menyudahi penuturannya.
Ya Tuhan... mendengarkan penuturan ini rasanya diri saya masih terasa jauh sekali dari samudera keteduhan batin dan jiwa, rupanya saya masih harus mendaki jauh sekali menuju ke puncak kebijaksanaan tertinggi sebagaimana yang dituturkan Sang Guru Compassion.
Semoga Tuhan membimbing setiap langkah ku untuk mendaki satu demi satu anak tangga pelajaran menuju tataran Guru Compassion yang berhati teduh dan damai.
Read more »

Senin, 25 Mei 2015

KENAPA TIDAK BERJILBAB? Alasan Dan Jawabannya...


Bismillahirrohmanirrohim,
Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?
—KENAPA TIDAK BERJILBAB VERSI AKU—
*10. Takut Susah Mendapat Pekerjaan
Memangnya ketika kita berdoa untuk meminta rezeki (pekerjaan) itu mintanya sama siapa, yaa? Kan sama Allah. Kok maunya saja minta-minta, tapi giliran disuruh sama Yang Disembah kok nggak mau nurut.. Yang kasih kerjaan itu Allah atau Departemen/Perusahaan? Kalau Allah tidak izinkan, sekuat apapun usaha juga tidak bakal tembus.. Tapi kalau Allah sudah berkehendak, kun-fa-yakun! Wah, ibarat daunpun bisa jadi emas..
*11. Jilbab Budaya Arab
Ada juga yang bilang begitu. Jilbab itu bukan budaya di Indonesia. Tapi non, jilbab itu bukan masalah budaya. jilbab adalah kewajiban (perempuan muslimah) dalam beragama. Bukankah Islam itu rahmatan lil’alamin? Tidak ada hubungan sama Arab atau negara manapun, asal dia muslimah, wajib ya wajib aja.. Hayo, mau bantah apa lagi..
*12. Nanti Saja Kalau Sudah Tua, Sudah Hajjah..
Hahaha.. Itu mah aku bangetd, dulu :) Yaa.. itulaah.. Siapa yang tau umur manusia? Siapa yang menyangka ajal akan menjemput ketika sedang sarapan pagi di restoran mewah di hotel bintang lima? Jangan-jangan sebelum tobat sudah dipanggil YME.. Oh, nooo.. Jadi? Pakai sekarang! Tidak usah menunggu ‘hidayah’.. Hidayah bisa dicari.. Sip?
*13. Cukup dengan Pakaian yang Terhormat
Seperti yang diceritakan Quraish Shihab di Metrotv kemarin, ada perbedaan pendapat di antara ulama sendiri. Ada yang mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib, yang penting adalah pakaian yang terhormat. Namun dalam pemikiran aku pribadi, kalau boleh bertanya pada ulama tersebut; jika memang boleh hanya dengan pakaian terhormat, tanpa jilbab; bagaimana dengan surah Al-Ahzab 59 dan An-Nur 31, yang menurut aku jelas menyebutkan tentang perintah agar mengulurkan jilbab menutupi tubuh dan menutupkan kain kudung ke dada? Bagaimana dengan kisah wanita kaum Anshar yang langsung merobek kain wol mereka untuk menutupi kepala begitu mendengar turunnya ayat tentang perintah berjilbab? Mereka tidak pakai mikir dan debat lagi, langsung menutup rambut kepala mereka. Kira-kira bagaimana interpretasi ayat-ayat tersebut sehingga bisa dimaknai menjadi cukup dengan pakaian terhormat saja, ya? Sayang aku tidak di sana buat nanyain itu. Lagipula definisi pakaian terhormat akan sangat berbeda satu dan lain budaya, negara, ras, suku, dll. Bagaimana dengan suku yang wanitanya berpakaian hanya menutup kelaminnya saja, sementara bagian lain tidak tertutup sehelai benang-pun? Tentu menurut mereka pakaian itu sudah terhormat bagi wanita. Jadi.. Silakan menyimpulkan dengan keyakinan masing-masing :)

*14. Yang Penting Hatinya Dikerudungi
Rasanya sering aku denger alasan ini.. Cuma kalo dipikir-pikir.. Perempuan yang cantik, rajin sholat, puasa, zakat, sodakoh, udah haji, sering umroh, selalu berbuat baik, bagus ilmu agamanya, dll.. Tapi bajunya terbuka? Shortpants and tanktop? Bikini at the beach? Backless at the party? Kayaknya tidakmatch deh.. Karena kalo dia baca Qur’an juga, pasti tau ada perintah Allah untuk menutup aurat.. Pasti tau juga hadis Nabi tentang perempuan yang berpakaian tapi telanjang tidak akan mencium baunya surga.. Jadi, buat apa hati dikerudungi kalau auratnya terbuka? Jika dia sholat, pasti tiap sholat pakai mukena yang menutup seluruh tubuh. Tapi lepas sholat, lepas juga penutup auratnya. Apa dikira Allah hanya melihat ketika sholat saja? Apa setelah sholat Allah melepas pandangan-Nya dari kita? Padahal muslim/muslimah yang baik harus senantiasa merasa seperti selalu melihat dan dilihat Allah, dengan demikian dirinya selalu berada koridor yang benar. Hati yang dikerudungi siapa yang tahu? Hati kan nggak kelihatan. Perintah yang jelas adalah menutup aurat yang nampak, yang dilihat orang lain selain mahram. Ibadah-ibadah seperti sholat, puasa, dll, hanya Tuhan dan dia yang tahu. Apa yang membedakan perempuan muslimah dan yang bukan, kalau bukan jilbab? Jadi.. Rasanya belum sempurna seorang muslimah kalau belum berjilbab :) Kira-kira begitu menurut saya.. Idem dengan PPT 3 episode Aya ‘mengingatkan’ kak Mira agar berjilbab.. Episode yang jempolan banget.. Hidayah itu bisa datang lewat jalan apa aja.. Bisa lewat sinteron, bacaan, atau nasihat orang lain.. Kalau hati sudah membenarkan tapi nggak dilaksanakan juga, hilanglah hidayah itu.. Jika dengan cara yang halus kita masih menolak, apa harus denngan cara yang keras dan kasar kita baru setuju? Demikian kata bang Asrul menasehati istrinya.. ;)

*15. Tidak Berjilbab adalah Hak Asasi Saya
Naah.. Alasan ini baru hits sekarang.. Aku juga baru tau setelah baca koran… Hehehe… Menurut aku, hak asasi itu berlaku untuk masalah kemanusiaan.. Tapi kalau masalah syar’i, apalagi judulnya wajib, ya harus ditaati, itu kalau memang percaya (iman) sama agamanya. Apa dikira perintah Allah itu buruk sekali sehingga melanggar hak asasi perempuan? Akal manusia yang terbatas ini memang sukanya ‘memikirkan’ ajaran-ajaran Allah itu bagaimana-bagaimana, ya jelas tidak sampai lah… Contoh sederhana, manfaat khitan… Kalau dipikir, orang jaman dulu pasti mengira gila, ‘memotong’ alat kelamin!!! Belum ada bius pulak! Tapi beratus tahun setelahnya terbukti manfaat khitan…
Lain halnya jika yang dimaksud adalah hak asasi dia untuk taat atau tidak, percaya (iman) sama Islam dan ajaran-Nya atau tidak. Jika itu ceritanya, maka lain masalahnya.
Bagi aku yang percaya, jawabannya begini;
Sang Nona berkata bahwa beragama itu keyakinan dan harus mengerti. Meyakini dengan perilaku Islami. Tidak berjilbab tapi kan menjalani keagamaannya dengan sunguh-sungguh.
Kata aku: Kalau memang menjalani agama dengan sungguh-sungguh, yakin dan mengerti, berperilaku Islami; kenapa jugaaa—tidak berjilbab? Apa tidak mengerti tentang perintah berjilbab? Tidak yakin sama ajaran Allah? Tidak menutup aurat itu perilaku Islami? Bingung kan..
“Walaupun tidak berjilbab tapi sudah khatam membaca Qur’an..”
Kata aku: Membaca sih biasa.. Tapi memahami dan melaksanakannya ituuu… Yang jelas tidak baca artinya kali yah..
“Kalau ke tempat yang mengharuskan pemakaian jilbab, saya akan pakai untuk menghormati aturan di sana”
Kata aku: Kalau aturan manusia, dihormati, ditaati. Aturan Allah, dilanggar? Jadi lebih takut aturan manusia daripada Tuhan? Aneh sekali.. Memang yang menciptakan manusia itu siapa? Kok lebih takut sama ciptaan-Nya, daripada Sang Pencipta sendiri..
“Saya Akan Berjilbab, Kalau Saya Yakin Berjilbab Akan Membuat Saya Lebih Baik.”
Kata aku: Kalau jadi lebih buruk, ya bukan salah jilbabnya dong… Pasti salah manusia yang menjalankannya tidak dengan ilmu… Namanya juga Allah yang buat aturan, pastinya sudah dibuat sedemikian rupa demi kemashalatan umat-Nya, mendatangkan kebaikan bagi yang mereka PERCAYA (iman) dan mau yang menjalankan.. Betul?
“Untuk berjilbab, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui.”
Kata aku: Apa tidak kelamaan.. Kalau belum sampai ke tahapan itu keburu mati gimana? Tidak sempet tobat dong..
*16. Apakah dengan demikian berjibab itu parameter & indikator seorang perempuan disebut muslimah taat?
Irma: Jadi maksudnya, tidak perlu menutup aurat juga tidak perlu berjilbab/berkerudung? Karena toh banyak juga muslimah yang bertebaran di muka bumi ini yang sangat taat padahal tidak menutup aurat, begitu ya?
Aku jadi penasaran.. Ini maksudnya yang memberi penilaian “taat”, “sangat taat”, “kurang taat”, “tidak taat”, adalah siapa? Manusiakah yang memberi penilaian itu atau penilaian Allah SWT sang Khalik? Kalo itu penilaian Allah, memangnya Allah udah kasih tau ya hasil penilaiannya? Kapan? Hehehe.
Sudah jelas banget lah, menutup aurat dengan berjilbab dan berkerudung itu hanyalah salah satu dari sekian banyak perintah Allah SWT. Jadi bukan satu-satunya parameter ketaatan kepada Allah, hanya salah satunya saja. Tapi tetap aja akan Allah SWT perhitungkan nantinya.
Kenapa?
Lah wong yang seperti atom saja akan Allah perhitungkan. Kebaikan dan keburukan sebesar dzarrah aja balasannya. Apalagi ketaatan yang nampak kasat mata seperti itu. Sekarang kalo dipikir dengan pemikiran yg paling gampang aja. Ada seorang muslimah yang menaati perintah yang sudah ditetapkan oleh Dzat Maha Kuasa yang menciptakannya dengan menutup aurat dengan ikhlas dan istiqomah. Maka apakah kira2 di hadapan Allah SWT, dia akan dinilai sebagai muslimah yang memiliki ketaatan yang sama dengan muslimah lain yang mengumbar auratnya di mana-mana? Coba pikirkan jawabannya sendiri.
*17. Tidak mesti jika tidak mengenakan jilbab, maka amalan-amalan seorang muslimah tidak bakal diterima pula.
Irma: Hmmm… Soal diterima atau tidaknya amalan seseorang, itu hak Allah semata. Banyak faktor yang akan menentukannya. Allah itu Maha Adil, tidak usah mengkhawatirkan dan meragukan bagaimana perhitungan amalan2 kita, apakah akan diterima ataukah tidak. Ingat, kebaikan dan keburukan sebesar dzarrah pun nanti akan ada balasannya. Justru karena tidak pasti, maka patuh, taat, istiqomah dan ikhlas aja semaksimal mungkin.
*18. Tapi ‘kan tidak ada yang mengatakan, “Kalau berjilbab, maka bagus pula amalan-amalannya.”
Irma: Hehehe. Komentar saya, cape deeeh… :-)
Perasaan dari kemarin, argumentasi dan upaya mencari pembenaran soal tidak perlu berjilbab kok begini terus deh. Maaf kalo tidak berkenan. Menurut saya, alasan dan upaya pembenaran untuk tidak berjilbab yang dikemukakan di atas ini adalah hal yang sangat tidak relevan, tidak logis dan tidak berdasar.
 Setiap manusia, WAJIB untuk beribadah dan beramal baik. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia di dunia adalah untuk beribadah pada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi. Kalau wanita “biasa” saja amalannya bagus, apalagi yang berjilbab, harusnya lebih bagus lagi dong.. Malu lah sama mereka yang tidak (belum) berjilbab tapi amalannya bagus! Benar sekali bahwa bagus atau tidaknya amalan wanita tidak tergantung dari jilbabnya. TAPI hijab itu akan menyempurnakan amalan seorang wanita yang sholehah. Apakah kita mau dicintai setengah-setengah? Tentu tidak. Jika begitu, taatlah pada-Nya secara utuh. Maka cinta-Nya pada kita juga akan SEMAKIN besar. Demikian.
1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab
Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.
2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.
Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15)
Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.
Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?
3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab
Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj.
Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat:13)
Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)
Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.
4. Cuaca Sangat Panas
Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. 9:81)
Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. 78:24-25)
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.
5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi
Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.
Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. 2:45)
Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.
6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku
Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.
Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.
7. Kita Harus Bersyukur
“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.
Suadariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. an-Nur:31)
Dalam firman-Nya yang lain,
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (
QS.al-Ahzab:59)
Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.
8. Belum Mendapatkan Hidayah
Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.
9. Aku Takut Dikira Golongan Sesat
Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah, bukan kelompok sesat.
Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.
Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?
Wallohu A’lam Bissowab,
sumber ::  https://renares.wordpress.com/2009/07/05/kenapa-tidak-mau-berjilbab-alasan-dan-jawabannya/


Read more »