skip to main |
skip to left sidebar
skip to right sidebar
"Tahukah engkau salah satu hikmah Allah menciptakan celah d'antara jemari tanganmu?".... :)
"Karena kelak Allah akan memberikan kepadamu seseorang yang akan menjadi
pengisi celah jemari itu berupa genggaman yg kokoh,..penuh semangat dan
cinta, serta kasih sayang, kemudian menjadikan'y sebagai pelengkap
perjalanan & penguat perjuangan dalam kehidupan dengan ridho-Nya, Insya
Allah, maka bersabarlah ..." :')
Read more »
“Belajar dari Sosok yang Sederhana, Penuh Makna”
Cilacap,..Rabu, 24 April 2013
Siang itu, matahari begitu terik,..kendaraan tak henti lalu lalang
layaknya Ibu Kota. Tapak – tapak kecilku pun mulai lelah. Belum lagi
ransel dibelakang pungggung yang membuat pundak ini begitu pegal , ingin
rasanya cepat – cepat pulang ke rumah dan tidur sejenak. Namun, keadaan
tak seindah yang diharapkan. Kulihat sekeliling terminal yang
begitu sepi, tak ada satupun bus jurusan rumahku yang menanti
penumpang. Sopir – sopir sedang mogok “ngangkot” karena kelangkaan solar
yang diselingi kabar dinaikannya harga BBM bulan depan. Terlihat anak –
anak SMA 3 dengan seragam kotak-kotaknya duduk berjejer menanti,
berharap ada satu bus saja yang dapat mengantarnya pulang. Aku pun ikut
serta duduk di bangku dekat para tukang becak yang mulai terkantuk –
kantuk. Setengah jam berlalu, hatiku sudah mulai dongkol
dengan penantian itu. Kulihat jam tanganku yang masih setia berputar,
“jam 3 lebih 5 menit. Bosan !!! “, batinku. Kumandang adzan pun mulai memanggil – manggil,.. Haiyaalassolaah.. (2X) Haiyaalal falaah… (2X) Allahu Akbar Allahu Akbar… La ilahaillallah…. Alkhamdulillah,..sudah adzan. Hatiku mulai ragu,.. “Sholat dulu gak yaaa?” “Ntar kalo sholat terus bus’y dateng, q bs di tinggalin dong”, mana bakal penuh,..“Pastinya gak bakal ada bus lagi,..kan dah sore”,..huft! aku mulai menggerutu !,..
Tak jauh di depanku terlihat seorang tukang becak yang telah menurunkan
penumpangnya. Tubuhnya kurus tak begitu tinggi, kulitnya gelap. Ubannya
banyak, menghiasi sela-sela rambutnya yang masih hitam. Kaus putihnya
tipis dan kerahnya mulai geripis. Sandal jepit yang talinya hampir putus
nyangkut di antara jempol dan jari kakinya. Dikeluarkannya sarung butut
dari plastik keresek tang tercantel di becaknya. Kemudian datang
seorang Ibu, sepertinya lelah bepergian jauh. “Pak, jalan flores ya?”, pinten? (pak, jalan flores ya..berapa?) “ngapunten Bu, nenggo sekedap pripun?? badhe sholat,..” (maaf bu, nunggu sebentar gimana?mau sholat..) “wah, aku rep cepet-cepet je..” (wah, aku buru – buru nih)
“owh, ngeten njih,..anu, sanese mawon nggih bu, kulo badhe riyin niki,
pun adzan,..(owh, bgtu ya,..yaudah, sama yang lain saja bu, saya mau
sholat dulu, sudah adzan) “Ya wis lah !,.., (ya sudah lah) Ibu itu jalan dan berlalu,… Tukang becak itu mengalungkan sarungnya di lehernya dan pergi terburu – buru, sepertinya takut ketinggalan berjama’ah mungkin.
Diam seribu bahasa aku melihatnya. Begitu patuhnya beliau memenuhi
panggilan Rabb’Nya,..padahal sudah jelas rejeki di depan mata, malah di
tolaknya… Bus bertuliskan “Langgeng” telah masuk ke area
terminal. Aku buru – buru lari, takut tak dapat tempat duduk. Tak berapa
lama, bus langsung berangkat. Penumpang penuh berjejalan, dihiasi asap
rokok yang mengepul disana sini ... Sepanjang jalan aku merenung, aku malu sendiri memandang diri ini,..yang masih begitu sibuknya dengan urusan duniawi. Hatiku berkata, “betapa sholehnya ia yang sederhana “,… ;’)
Read more »